Latest News

Ini Dia Bentuk-Bentuk Komitmen dalam Berpacaran

Pacaran merupakan sebuah hubungan yang spesial, dan bersifat romantik. Pacaran juga termasuk ke dalam intimate relationship, yang artinya hubungan ini akan dijadikan persiapan untuk maju ke jenjang berikutnya, yaitu jenjang pernikahan. Dalam proses pacaran, apalagi yang memang serius dalam menjalin hubungan pastinya tidak hanya mengandalkan cinta saja bukan? Ada banyak hal lain yang harus dikembangkan dan dijalani selain cinta itu sendiri. Salah satu hal penting yang harus muncul dalam pacaran adalah komitmen. Komitmen merupakan salah satu kunci utama yang dapat membantu kesuksesan hubungan berpacaran menjadi hubungan yang lebih serius dan legal, yaitu pernikahan.

Bentuk-Bentuk Komitmen dalam Berpacaran

Namun, tidak sesederhana kedengarannya, komitmen pun memiliki beberapa bentuk yang berbeda. Bagi anda yang merasa sudah memiliki komitmen, atau ingin mencoba untuk membangun komitmen yang kuat untuk status hubungan pacaran anda, yuk simak beberapa bentuk komitmen menurut Jhonson (dalam Adam dan Jones, 1999) berikut ini:

1.       Personal Commitment
Bentuk komitmen yang pertama dalam berpacaran adalah personal commitment. Bentuk komitmen yang satu ini melibatkan kemauan yang kuat dan sungguh-sungguh dari kedua belah pihak untuk menjalin hubungan yang serius dan akan saling mencintai satu sama lain.
Personal commitment adalah bentuk komitmen yang paling ideal bagi anda yang memang ingin melanjutkan hubungan pacaran ke jenjang yang lebih serius berlandaskan cinta dan perasaan yang begitu kuat.

Dalam komitmen ini, terdapat pula ketertarikan satu sama lain, dan memunculkan suatu identitas hubungan yang kuat, seperti misalnya penggunaan cincin, sering menggunakan pakaian yang senada, berbagi tabungan bersama, menanggung beban bersama, dan berbagai tanda komitmen hubungan lainnya.

2.       Moral Commitment
Merupakan bentuk komitmen berikutnya, moral commitment tidaklah sekuat personal commitment dalam urusan cinta dan perasaan. Bisa dibilang, komitmen moral ini dibentuk berlandaskan pola pikir, rasio dan moralitas yang ada. Bisa jadi, salah satu dari pasangan tidak mau melanjutkan hubungannya, namun karena sudah terikat janji ataupun beban moral lainnya, mereka tetap saling membuat komitmen untuk bersama.

Misalnya saja, salah satu pihak mengatakan tidak perlu melanjutkan ke jenjang pernikahan (wajar dalam budaya barat), namun pihak satunya atau pasangannya menginginkan pernikahan. Maka dari itu, dengan komitmen moral, akhirnya pernikahan pun terlaksana.

3.       Structural Commitment
Bentuk komitmen berikutnya adalah structural commitment, yang lebih bersifat kepada hal yang struktural, hukum adat, dan menjadi sebuah keharusan. Perjodohan merupakan salah satu bentuk structural commitment ini. Bahkan belum tentu pasangan ini saling mengenal ataupun saling mencintai, namun mereka tetap membuat komitmen untuk menikah (hidup bersama) karena berbagai macam latar belakang. Agama dan budaya adalah hal yang paling sering memunculkan structural commitment. Seperti misalnya budaya tertentu yang mengharuskan terjadinya perjodohan dari ras yang sama, atau harus menikah dengan orang yang memiliki latar belakang yang sama.

Dalam menjalin hubungan sebuah komitmen penting untuk dimiliki antara satu dengan yang lainnya. Karena sebuah komitmen adalah hal yang dapat semakin merekatkan sebuah hubungan hingga di masa yang akan datang. Salah satu komitmen yang paling penting itu semua adalah mau merekatkan hubungan ke jenjang pernikahan. Dan saat seseorang tersebut enggan untuk mengaitkan dirinya ke jenjang pernikahan, maka itulah kecendrungan orang yang enggan untuk membangun sebuah komitmen.

Nah, itu adalah beberapa bentuk komitmen, terutama dalam hubungan berpacaran dan juga intimate relationship. Jadi, komitmen seperti apakah yang dibangun oleh anda dan pasangan anda?

No comments:

Post a Comment

Dunia Psikologi dan Fenomena Sekitar Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by Goldmund. Powered by Blogger.