Latest News

Tanpa Disadari Perilaku Berlebihan Basa Basi Dapat Memperburuk Kesehatan Mental

Ilustrasi Kegiatan kerja di lingkungan kantor

Selamat malam de, sudah makan kah?, Lagi apa nih? Eh ada disini juga, ga kerja? Sebagian pertanyaan tersebut terkadang seringkali kita mendengarnya, atau bahkan kita sendiri pelaku dari pertanyaan-pertanyaan basa-basi tersebut. Basa-basi menjadi bagian dari kegiatan masyarakat ketimuran, yang menjunjung tinggi sopan santun. Basa-basi sendiri biasanya dilatarbelakangi oleh beberapa hal misalnya; membuka percakapan, ingin memenuhi asas “sapa” orang yang dikenal, memutus kekakuan suasana, memulai untuk menanyakan sesuatu hal penting tanpa mengintimidasi.


Kegiatan basa-basi ini biasanya juga dilakukan untuk menyamarkan keingintahuan, dari hal yang ingin diketahuinya. Bahkan tidak jarang, basa-basi dilakukan guna menghindari sesuatu keadaan, misalnya saat menggibah dan ternyata yang dighibah ada dibelakang dan mendengar. “Kalian tau ga sih kemarin si Nganu, penampilannya aneh potongan kepalanya mirip lubang galian tambang, setengah cekung disebelahnya datar” Dari belakang yang digibah pun menyapa, “Eh parjo, apa kabar” seketika basa-basi pun dilakukan, “mmm, hehe iya nih, lagi apa, aku tak pergi dulu ya”.


Aktifitas basa-basi ini adalah bagian dari kehidupan yang menjadi pengantar sebuah interaksi. Namun tanpa kita sadari, terkadang niat basa-basi yang hendak sopan dalam berinteraksi, ternyata justru menjadi hal yang tidak mengenakkan dari lawan interaksi, manakala dilakukan pada momen yang tidak tepat.


Celakanya, hal ini terus dilakukan tanpa pandang bulu walaupun hal tersebut tanpa kita sadari menyakitkan orang lain. Tak peduli basa-basi yang berkaitan dengan mempertanyakan pekerjaan pada orang yang sudah jelas sedang berdarah-darahnya dalam kondisi pengangguran, bahasan mengenai anak pada pasangan yang telah menikah dan bertahun-tahun belum dikaruniai anak, dan lain sebagainya.


Basa-basi terkadang dapat menjadi bumerang bagi diri sendiri, salah satu contoh adalah pada saat kita selesai bekerja dan hendak pulang, namun karena kita tidak enakan melihat rekan yang belum selesai, akhirnya kita basa-basi sebelum pulang untuk membantunya. Akibatnya saat sang rekan mengiyakan basa-basi tersebut kita dengan terpaksa membantunya, padahal kondisi tubuh anda sudah capek luar biasa. Atau bisa jadi ada orang yang sedang menunggu anda di rumah.


Hal ini juga seringkali terjadi manakala hal tidak perlu kita lakukan disaat ada seseorang yang menawarkan barang, secara gamblang kita tidak memerlukan barang tersebut, namun karena tidak enakan kita berbasa-basi menanyakan harga. Hingga akhirnya kita dengan terpaksa mengeluarkan sejumlah uang untuk sesuatu yang tidak kita butuhkan.


Menjadi Pemicu Munculnya Penyakit Kesehatan Mental


Perilaku basa-basi yang pada akhirnya berujung tidak enakan, jika dilakukan terus menerus akan menjadi penyebab anda mengalami masalah pada kesehatan mental anda. Seperti yang diungkapkan oleh Sherry Pagoto seorang psikolog sekaligus professor University of Massachusetts Medical School dalam psychologytoday dalam artikel berjudul “Are You a People Pleaser? How inability to Say “no” can lead to health consequences” bahwasanya orang yang tidak enakan akan mengalami rasa kebencian yang dipendam terhadap orang lain, menimbulkan pasif agresi, mengurangi atau bahkan hilangnya kenikmatan pada saat berinteraksi atau beraktivitas dengan orang lain, mengalami stres dan depresi akibat memiliki perasaan dituntut lebih banyak daripada yang bisa anda tangani.


Adakalanya basa-basi adalah hal yang perlu dilakukan untuk sebuah percakapan. Karena kita tidak bisa menampik, budaya basa-basi bangsa kita yang sudah sedemikian kentalnya. Namun kita juga perlu untuk menahan diri agar diri kita atau orang lain tidak merasakan imbas buruk dari basa-basi yang kita lakukan. 


Jangan sampai, saat kita menjadi pejabat besar nantinya, akibat basa-basi yang dilakukan, menjadi sebab orang lain memanfaatkan. Hingga akhirnya rakyatlah yang dirugikan. Contohnya saja misalnya basa-basi menanyakan usaha pada rekan saat anda telah menjadi pejabat, tak disangka pertanyaan itu disalahartikan hingga akhirnya dipepet terus anda. Dengan harapan anda dapat membantu dalam pengurusan izin usahanya. Karena anda tidak enakan, terpaksa anda membantunya, walaupun izin tersebut sejatinya bermasalah. Hingga akhirnya masalah kerusakan alam datang. Kan sangat menjengkelkan manakala ditanyai sebuah persoalan untuk dicarikan solusi, malah dijawab basa-basi dengan menyalahkan alam. Jika sudah begini bukan Cuma satu atau dua orang yang kena imbasnya, bahkan satu daerah pun bisa game over dibuatnya. Wallahu’alam bishowab

No comments:

Post a Comment

Dunia Psikologi dan Fenomena Sekitar Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by Goldmund. Powered by Blogger.