Latest News

5 Dampak Buruk Perceraian Terhadap Perkembangan Anak




Setiap manusia pasti mengalami masa perkembangan, dimana ia ingin bertemu dan membangun hubungan lebih serius dengan lawan jenisnya. Lantas, jika anda sudah menemukan pasangan yang benar – benar tepat dan sesuai dengan diri bagaimana ? Ingin menikah. Jawaban ini adalah jawaban yang pasti sering dilontarkan oleh wanita atau gadis dewasa.

Sayang perjalanan rumah tangga tidak seharmonis dengan apa yang dibayangkan. Berbagai krikil, batu, pasir kerap kali menyandung langkah anda untuk lebih serius menatap masa depan. Berbagai masalah mulai munucl, bahkan sampai datang kecemburuan dan sakit hati.

Meskipun sudah ada buah hati, rasa sakit hati karena ketidakcocokan pasangan juga tidak enak. Banyak maslaah yang muncul, seperti perselingkuhan, sifat istri atau suami nakal, memiliki orang lain yang dicinta, atau kepribadian yang kurang baik. Lantas bagaimana ? Tentu saja anda ingin pergi atau bercerai dengan pasangan.

Perlu diketahui, bahwa ada dampak cerai yang tidak baik dalam suatu hubungan. Baik itu untuk diri anda, pasangan anda, orang tua kedua anak, bahkan buah hati anda sendiri. Anak  atau buah hati adalah orang yang paling merasakan dampak cerai terbesar. Seperti apa sajakah ?

1.       Merasa stres bahkan sampai depresi

Tentu saja perasaan tertekan melihat kondisi rumah yang semakin lama malah berantakan. Meskipun bukan anda pelakunya, namun perasaan tertekan akan sangat menghimpit diri. Apalagi ayah dan ibu memperebutkan anda untuk ikut ke rumahnya. Anak akan semakin merasa bersalah, seperti perceraian ini adalah ulah kenakalannya. Lantas anak akan menarik diri dari lingkungan, depresif bahkan sampai bunuh diri.

2.       Sifat dan perilaku yang kasar

Anak yang depresif tadi akan menimbulkan perilaku kasar, keras, dan susah diatur. Hal ini sebenarnya muncul karena adanya tekanan dalam dirinya yang tidak bisa dilepaskan. Anak berpikir, mungkin dengan sikap kasar dan nakal ini bisa mengembalikan perhatian kedua orang tuanya. Lantas bisa bersatu kembali. Sayang, hal ini belum pernah berhasil menyatukan kedua orang tua.

3.       Susah berkonsentrasi

Masalah lain yang muncul pada anak adalah ia susah sekali untuk konsentrasi. Hal ini disebabkan anak terlalu memikirkan permasalahan keluarganya. Baik di sekolah, di rumah, di jalan, anak susah untuk fokus. Jika hal ini dibiarkan terus menerus, yang terjadi anak malah tidak bisa menunjukkan performa yang baik. Terutama dalam prestasi belajarnya.

4.       Tidak hormat pada orang tua

Ini menyangkut harga diri bagi orang tua. Biasanya orang tua cerai cenderung tidak dihormati oleh anak – anaknya. Karena anak merasa orang tua tidak bisa menjadi teladan yang baik, tidak bisa memberikan contoh yang baik. Bahkan anak merasa kehancuran masa depannya adalah akibat perbuatan orang tuanya yang bercerai. Cara inilah yang dipakai anak untuk melampiaskan rasa amarahnya.

5.       Cenderung salah memilih masa depan

Anak yang orang tuanya bercerai cenderung memiliki masa depan yang rusak. Meskipun tidak seperti ini semuanya, namun kebanyakan anak broken home akan merusak masa depannya dengan jalan narkoba, alkohol, dan pergaulan bebas. Berbagai perilaku buruk ini cenderung ia pilih karena aktivitas inilah yang bisa membuat anak merasa bahagia, meskipun sesaat. Melalui jalan inilah anak terpaksa harus lari dari kenyataan. Lantas ketika anak dewasa, ia akan menyesal.

Itulah mengapa sebelum memutuskan menikah untuk benar – benar memutuskan calon yang tepat. Agar rumah tangga yang anda bangun bisa bertahan dan tetap kokoh berdiri. Karena pahit dan kegagalan pernikahan bukan hanya anda saja yang merasakan kerugian. Namun juga anak dan masa depannya.

No comments:

Post a Comment

Dunia Psikologi dan Fenomena Sekitar Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by Goldmund. Powered by Blogger.