Latest News

Mengungkap Arti Idul Fitri Sebenarnya



Jika mendengar kata “idul Fitri” apa yang terlintas di benak anda? “Kembali menjadi fitrah” ataukah ‘kembali suci’, apabila begitu, benar ga sih kalau idul fitiri memiliki artian menjadi manusia yang suci kembali? Untuk lebih lengkapnya yuk mari kita mengulasnya secara tuntas.

Sebenarnya artian dalam bahasa, idul fitri memiliki kesalahan dalam pengartian yang di pahami saat ini. Kata “ied” dalam ideul fitri sama sekali bukanlah memiliki pengertian kembali. Dalam bahasa arab, ied memiliki artian hari raya. Bentuk jakanya a’yad. Maka tiap agama pun memiliki ied ataupun hari rayanya masing-masing.

Dalam bahasa arab, hari raya Natal umat nasrani pun disebut dengan kata Iedul Milad, yang artinya merupakan hari kelahiran Nabi Isa alaihissalam. Mereka pun merayakan hari tersebut sebagai hari besar resmi agama mereka.

Hari hari kemerdekaan di dalam suatu negeri dalam bahasa Arab sering pula disebut dengan Iedul Wathan. Memang tak harus selalu di hari kemerdekaan, akan tetapi makna dan maksudnya tersebut merujuk hari besar alias hari raya bagi negeri tersebut.

Banyak sebagian dari kita yang tidak begitu memahami bahasa Arab pada akhirnya terbalik-balik tak karuan. Dalam bahasa Arab, kata kembali merupakan ‘aada –ya’udu –‘audatan. Memang sekilas hurufnya pun mirip, namun tentu saja memiliki perbedaan makna dengan ‘ied. Jadi apabila maksudnya hendak bilang kembali, sebaiknya jangan menyebutkan kata ‘ied akan tetapi sebutlah ‘audah.

Dalam bahasa Arab, perkataan kata fitrah dan fithr pun nyaris mirip, akan tetapi memiliki pengertian yang berbeda.

Fitrah. Jumlah hurufnya ada 4 yaitu fa’, tha’, ra’ dan ta’ marbuthah. Pada umumnya fitrah sering diartikan oleh sebagian para ulama sebagai kesucian ataupun juga bermakna pada agama islam.

Sedangkan kata fithr sanga berbeda maknanya daripada kata fithrah. Memang sekilas pada keduanya memiliki kemiripan kata. Akan tetapi apabila kita perhatikan dengan baik, ternyata kata fithr itu hurufnya hanya ada 3 saja, yaitu fa’, tha’ dan juga ra’, tanpa adanya tambahan huruf ta’ marbuthah di belakangnya.

Nah, dalam bahasa Arab telah diketahui bahwa, perbedaan dari huruf ini saja mempengaruhi makna loh. Keduanya pun dapat memiliki maknya yang berbeda sangat jauh.

Kata firth memiliki makna makan atau makanan dan bukan memiliki pengertian suci ataupun keislaman. Pembentukan dari kata dasar ini pun dapat menjadi makan pagi, yaitu fahur dan juga bermakna berbuka puasa, yaitu ifthar.

Secara pembahasaan, sesungguhnya perkataan ‘idul fithri’ tersebut bukanlah bermakna kembali pada kesucian. Namun yang benar adalah Hari Raya Makanan.

Dan hari raya Islam yang lainnya seperti Idul Adha, tentu maknanya pun bukan kembali pada Adha, sebab hal tersebut memiliki arti yang kacau balau. Masak kembali pada hewan Qurban? Idul adha artinya adalah hari raya qurban (hewan sembelihan).

Kembali ke idul fitri secara harfiah memiliki pengertian hari raya makan. Kemungkinan kita merasa aneh dengan hal tersebut bukan? Akan tetapi, memanglah seperti itu. Umat Islam pada tanggal 1 syawal diwajibkan untuk makan dan haram untuk berpuasa. Malah disunnahkan untuk makan sebelum melaksanakan shalat idul fitri loh.

Kita pun diperintahkan melaksanakan zakat al fithr agar taka da orang miskin yang masih berpuasa di hari tersebut karena tak memiliki makanan. Oleh sebab itu ada zakat al fithr, maka seharusnya semua orang dapat makan di hari tersebut.

Memanglah momen idul fitri ini dijadikan sebagai sarana untuk mensucikan diri. Akan tetapi, kembali pada kesucian diri kita bukanlah dikarenakan arti kata idul fitri pada 1 syawal, melainkan pembuktian untuk diri kita, apakah mampu menjaga diri dan juga jiwa kita suci selama 30 hari digembleng berpuasa.

Wallahu’alam

Sumber: Anndia

No comments:

Post a Comment

Dunia Psikologi dan Fenomena Sekitar Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by Goldmund. Powered by Blogger.