Latest News

Pentingnya Menumbuhkan Happiness Di Lingkungan Kerja Pada Pekerja


Pembaharuan teknologi saat ini terus dilakukan guna meningkatkan produktifitas. Terlebih industri 4.0 yang lekat dengan otomatisasi teknologi, membuat seluruh sektor usaha harus dapat beradaptasi dengan perubahan teknologi itu sendiri. Konsep dari industri 4.0 menurut Roser (2015) memunculkan sejumlah 6 pilar utama di dalamnya. Pilar tersebut diantaranya adalah masyarakat digital, mobilitas cerdas, energi berkelanjutan, keamanan sipil, hidu sehat, dan juga teknologi di lingkungan kerja 

 

Konsep tersebut juga pada akhirnya seringkali digaungkan melalui beragam event seperti seminar dan juga pelatihan-pelatihan, untuk mengeksekusi sekaligus mengakselarasi konsep industri 4.0 lewat teknologi. Ditengah gagap gempitanya perubahan tersebut, nyatanya ada hal penting yang justru kadangkala terlupa oleh kita semua. Ia adalah faktor dari Happiness atau kebahagiaan di sisi manusianya.

 

Kebahagiaan yang dimiliki oleh Sumber Daya Manusia sama pentingnya dengan moderenisasi teknologi. Menurut Seligman (2002), Happiness atau kebahagiaan adalah keadaan psikologis dimana seseorang memiliki emosi positif berupa pikiran, dan perasaan terhadap kehidupan yang dijalaninya.

 

Tidak peduli apa kastanya, kebahagiaan akan selalu dicari untuk dirasa demi kebermaknaan hidup. Dalam buku Awken The Giant Within karangan Anthony Robbins, seorang penulis dan pakar motivaor dunia asal California, mengatakan bahwa manusia akan selalu mencari bahagia dan menjauhi sengsara. Bahagia menjadi sumber yang dicari oleh umat manusia, sekaligus menjadi salah satu pendorong perilaku umat manusia, termasuk dalam bekerja. Tidak peduli alasan yang menyertainya, baik itu mencari nafkah untuk keluarga, memenuhi eksistensi, hingga hanya sekedar menyalurkan bakat dan minat, hasrat terbesar dari itu semua adalah mencari bahagia.

 

Seseorang yang telah mendapatkan kebahagiaan, cendrung merasa nyaman dan memiliki pemikiran yang kreatif. Menurut Seligman (2013) kebahagiaan dapat memunculkan pertambahan emosi yang sifatnya positif, meningkatkan pemikiran kreatif, dan kesehatan psikologis yang baik. Kebahagiaan yang muncul dari dalam diri seseorang memberikan pengaruh positif dalam segala aktivitas kegiatan yang dilakukannya. Termasuk saat bekerja.

 

Organisasi yang dapat memicu perasaan bahagia para pekerjanya, memiliki keuntungan yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang membuat tertekan para pekerjanya. Hal ini disebabkan karena saat seorang pekerja merasa bahagia, berdampak pada produktifitas dan kratifitas, yang ujung-ujungnya peningkatan value institusi hingga profit yang berpotensi meningkat.

 

Akan sangat tanggung rasanya, jika teknologi penunjang diperbaharui dan dipercanggih, namun dari sisi SDM tidak diperhatikan kesejahteraan psikologisnya. Orang yang merasa bahagia hingga ia merasa lebih baik dari biasanya akan selalu berusaha lebih keras pada tugas yang dibebankan pada mereka. Perasaan bahagia juga memunculkan perasaan antusias.

 

Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan perasaan bahagia pada pegawai yang dapat dilakukan, guna meningkatkan produktifitas kerja. Langkah tersebut adalah sebuah langkah yang seyogyanya dapat diterapkan di tempat kerja.

 

Yang pertama adalah menguatkan relasi antar pekerja baik atasan dengan bawahan maupun antar sesama pegawai. Terkadang seseorang pegawai yang hebat dan cerdas dapat merasa terintimidasi hingga akhirnya produktifitasnya menurun diakibatkan tidak supportnya rekan sekitar.

 

Tidak kuatnya relasi antar pekerja dengan atasan, atau pekerja dengan pekerja, menjadi salah satu penyebab adanya kecendrungan untuk saling menjatuhkan. Kondisi tersebut membuat suasana kerja menjadi tidak kondusif. Jika suasana kerja sudah tidak kondusif, berimbas pada meningkatnya potensi keluar-masuknya pekerja atau trunover yang tinggi hingga rendahnya motivasi dalam bekerja.

 

Pada taraf ini, pekerja berkualitas dan potensial dapat keluar dari perusahaan untuk menghindari ketidaknyamanan dalam bekerja. Jika sudah seperti ini akhirnya dapat merugikan institusi ataupun perusahaan, baik dari segi potensial income maupun value dari institusi atau perusahaan itu sendiri.

 

Membangun relasi yang baik dapat dilakukan dengan penanaman mindset untuk saling dukung, yang bisa dilakukan lewat pengarahan rutin sebelum memulai aktivitas. Atasan langsung para pekerja dapat menyebut satu persatu nama pekerja dan menyebutkan beberapa perkembangan positif yang telah dicapai, dihadapan rekan lainnya. Jika ada kekurangan dari segelintir oknum pekerja, atasan dapat memanggil secara pribadi agar tidak mengakibatkan harga diri orang yang bersangkutan menjadi terluka. Dengan begitu selain membangun hubungan relasi yang baik, juga dapat membuat karyawan merasa dihargai. Perasaan dihargai itulah yang dapat menimbulkan perasaan bahagia.

 

Selanjutnya adalah dengan melakukan support system yang baik. Support system juga dapat dilakukan lewat grup WhatsApp institusi. Dalam hal ini atasan dapat memberikan feedback positif, minimal menyapa lewat tag nama para pegawainya. Hal ini sangat penting, terlebih di era digital native yang semakin lekat dengan penggunaan media daring sebagai media berkomunikasi. Bahkan didiamkannya seseorang yang berada dalam grup perusahaan saat bertanya atau tidak diberikan feedback saat memposting sesuatu di grup whatsapp, akan membuat orang yang bersangkutan merasa tidak dihargai, dan perasaan diabaikan.

 

Kedua untuk menumbuhkan happiness pada para pekerja adalah dengan memberikan kesempatan mengambil peran dalam sebuah pekerjaan baru. Pekerjaan baru yang dikerjakan ini bisa dalam bentuk, projek tambahan yang disertai dengan presentase penghasilan tambahan sesuai dengan keuntungan yang didapatkan. Beri penghasilan tersebut secara langsung, bahkan didepan rekan atau pekerja lainnya tanpa delay untuk memberikan sensasi “surprise” sekaligus meningkatkan motivasi pekerja lain. Namun cara ini ada baiknya untuk dilakukan secara adil dengan memberikan kesempatan pada siapa saja, akan lebih bagus jika bergilir.

 

Ketiga adalah jenjang karir yang transparan. Jenjang karir transparan dengan adanya standar acuan kredit memberikan para karyawan untuk bersemangat dalam mencapai target. Transparansi juga menyingkirkan rasa saling curiga antara pekerja satu dengan pekerja lainnya, sehingga meminimalisir intimidasi secara sosial, dan kecemburuan diantara pekerja terhadap seorang pekerja yang berhasil dipromosikan untuk karir yang lebih tinggi.

 

Dan yang keempat adalah menyederhanakan pekerjaan dari para pekerja. Penyederhanaan ini dapat dilakukan dengan melakukan otomtisasi, sehingga effisien secara waktu, pekerja juga dapat menghindari munculnya burnout. Burnout adalah kelelahan yang menjadi momok bagi para pekerja yang membuat mereka merasa tidak bahagia, sekalipun jika gaji yang didapatkan besar.

 

Langkah otomatisasi digital telah dilakukan oleh banyak perusahaan, yang membuat pekerjaan lebih ringan karena dibantu dengan otomatisasi digital. Bahkan imbas dari hal tersebut, dapat mengefisiensikan waktu. Efisiennya waktu akibat dari perubahan teknologi tadi juga berpengaruh pada ongkos produksi, potensial kerugian dapat dikurangi, dan tentunya produktifitas meningkat.

 

Keempat hal tersebut adalah strategi untuk menumbuhkan happiness pada SDM yang pada akhirnya adalah dapat meningkatkan produktifitas. Karena produktifitas SDM akan mempengaruhi kinerja daripada sebuah institusi maupun perusahaan. Dan yang lebih penting adalah untuk menjadikan SDM bangsa indonesia menjadi SDM unggulan yang diakui oleh dunia di masa mendatang

Penulis adalah Founder Lautanpsikologi
 
Refrence
Roser, C. 2015. A Critical Look at Industry 4.0. http://www.allaboutlean.com/industry-4-0/. Diakses pada tanggal 25 November 2020.

Seligman, M. 2002. Authentic Happinesss: Using the New Positive Psychology to Realize Your Potential for Lasting Fulfillment. Free Press: New York.

Seligman, Martin. 2013. Menciptakan Kebahagiaan Dengan Psikologi Positif (Authentic Happiness). Kaifa: Bandung.

Hurlock, E.B. 2002. Psikologi Perkembangan 5th Edition. Erlangga: Jakarta

No comments:

Post a Comment

Dunia Psikologi dan Fenomena Sekitar Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by Goldmund. Powered by Blogger.