Latest News

Menjaga Keseimbangan Hidup Produktif dan Kebahagiaan



Dahulu sebelum zamannya smartphone maupun laptop, batasan yang ada di dalam pekerjaan dan juga kehidupan pribadi dapat di lihat dengan jelas. Mungkin kita dahulu akan memulai pekerjaan pada saat tiba di kantor pag hari, dan akan berhenti bekerja pada saat jam telah menunjukkan waktu sore. Sesekali barangkali anda akan mengambil lembur, guna menyelesaikan pekerjaan yang belum terselesaikan. Dan itu pun akan di hitung sebagai pekerjaan tambahan.

Namun di era gawai komunikasi melalui media smartphone yang kian canggih, seorang karyawan dalam pekerjaan dapat menerima email berkaitan dengan pekerjaannya kapan saja. Bahkan kecanggihan tersebut tak berhenti sampai di situ. Koordinasi yang sejatinya menjadi ranah pekerjaan, deras menghujam masuk lewat aplikasi massanger Whatsapp, line, maupun BBM. 

Jika sudah seperti itu, tentu saja waktu pribadi yang seharusnya dimaksimalkan di rumah akan terganggu. Otomatis terganggunya waktu pribadi juga akan mengganggu keseimbangan dalam hidupmu. Inilah mengapa Work-life Balance menjadi sangat penting dimiliki oleh para pekerja Millenials saat ini.

Alasan Pentingnya Work-life Balance
Keseimbangan yang buruk pada dasarnya hanya akan menurunkan tingkat produktivitas dan akhirnya membuat pekerjaanmu menjadi tidak maksimal. Barangkali anda pernah mendengar bahwa para pengguna gadget sebelum tidur akan dapat mengganggu kualitas dan juga kuantitas tidur. Akibatnya, keeseokan harinya hal tersebut membuat seseorang mengalami kesulitan untuk fokus pada pekerjaannya, bahkan dapat jatuh sakit dalam jangka waktu yang lama jika berulang.

Selain daripada dampak buruk pada fisik, ia juga berpotensi merusak kesehatan mental. Salah satu contoh buruk dari terganggunya keseimbangan adalah kemampuan konsentrasi yang buruk. Perlu diketahui bahwa, secara alami, manusia memiliki batas daya konsentrasinya, dan apabila ia mengalaminya terus-menerus akhirnya hal tersebut membuat seseorang dapat mengalami burnout.

Sebenarnya anda juga butuh untuk rehat sejenak dari pekerjaan yang anda kerjakan dengan melakukan beragam hal. Misalnya saja berkumpul dengan orang tersayang, menyalurkan hobi, dan juga beristirahat. Tanpa hal itu semua, anda akan terkena stress dan kehilangan gairah dalam bekerja.
Maka jangan heran jika saat ini, banyak sekali kalangan millennial yang justru cepat mengajukan resign disebabkan oleh ketidakmampuannya dalam menerima beban kerja. Bisa jadi hal tersebut bukan semata disebabkan beban kerja yang banyak, melainkan ketidakmampuannya dalam menyeimbangkan antara waktu kerja dan waktu istirahat.

Bagaimana Cara Untuk Menjaga Work-life Balance?
Menjaga work-life balance bukan artinya anda harus mangkir dari pekerjaan lantas kabur untuk liburan di setiap minggu, melainkan anda mengatur waktu yang mana menjadi prioritas, sehingga Anda dapat bekerja lebih efektif dan juga efisien, sembari tetap memiliki kehidupan pribadi yang harus dipenuhi. Guna mencapainya, hal pertama yang harus kita sadari adalah perlu membatasi diri.

Membatasi diri dapat anda terapkan dalam beragam hal. Misalnya saja jam kerja. Anda dapat membatasi jam kerja misalnya anda harus mulai menyelesaikan pekerjaan mulai pukul 9 pagi tepat dan berhenti kerja lewat dari jam 7 malam (terkecuali ada hal yang sangat urgent untuk diselesaikan). Dalam rentang waktu tersebut batasi hal yang tidak penting, misalnya mengecek notifikasi pada facebook, instagram, melihat lowongan pekerjaan, barang-barang belanjaan di toko online, atau stalking pria/wanita cakep ataupun artis di luar sana. Dan yang lebih penting, kurangi waktu bergosip dan bersanda gurau anda saat sedang bekerja.

Sebaiknya hindari membawa pekerjaan pulang kerumah. Lantas jika anda tidak dapat menyelesaikan pekerjaan di kantor, berarti cara bekerjamu yang belum efisien. Sementara apabila pekerjaanmu telah efisien namun tak selesai juga, berarti beban kerja anda terlalu banyak. 

Catatan Untuk Para Leader
Sebagai pemimpin yang cerdas, work-life balance sangat penting bagi siapa saja, terutama untuk para sumber daya manusia yang ada di perusahaan miliknya. Oleh sebab itu, ada baiknya untuk tidak memporsir karyawannya. Terkecuali memang anda menyediakan benefit tambahan bagi para karyawan yang dapat menjadi imbal hasil dari pekerjaannya yang telah begitu berat.

Karena tanpa adanya imbal hasil yang sepadan, hal tersebut justru akan merugikan jalannya usaha anda sendiri. Stress pekerja yang tinggi, kondisi fisik terganggu, akhirnya mereka tidak maksimal dalam bekerja. Ujung-ujungnya produktifitas usaha anda tidak baik dan tinggal menunggu kebangkrutan perlahan saja, karena produk usahamu tidak berkualitas di pasar.

Sebagai bagian terakhir guna memaksimalkan work-life balance adalah merancang dengan cermat hal apa saja yang akan dikerjakan. Urutkanlah hal-hal yang sangat urgent sampai dengan yang tidak begitu urgent (pekerjaan yang masih dapat ditunda). Hindari pula untuk mengecek email kerja di saat weekend atau quality time dengan keluarga. Maksimalkan waktu istirahat anda dengan baik.

Tidur yang cukup, dan menghindari untuk telat makan. Semoga kehidupan dan pekerjaan anda seimbang. Tetap jaga kesehatan mental.

Refrence:
Techinasia
Google Primer

Dapatkan buku yang akan membuka jalan dalam kebahagiaan hidup anda. Pemesanan dapat melalui link -> http://bit.ly/2u9t2ot

http://bit.ly/2u9t2ot

No comments:

Post a Comment

Dunia Psikologi dan Fenomena Sekitar Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by Goldmund. Powered by Blogger.